Dalam perkembangan anak, fase egosentris sering kali menjadi tantangan bagi orang tua dan pengasuh. Termasuk juga saya. Anak yang egosentris cenderung berpusat pada diri sendiri, sulit memahami pandangan dan perasaan orang lain, serta memiliki kecenderungan untuk mengutamakan kebutuhan dan keinginannya sendiri.
Biasanya fase egosentris ini terjadi di usia balita. Penting bagi kita untuk memahami bahwa egosentrisme anak adalah bagian normal dari perkembangan kognitif mereka. Namun, perlu dibantu agar mereka bisa melalui fase ini dengan baik. Sehingga bisa mengembangkan empati serta keterampilan sosial yang penting dalam interaksi sosial yang sehat.
Apa itu Egosentris Anak?
Egosentris anak adalah kecenderungan alami pada tahap perkembangan dimana anak lebih berfokus pada diri sendiri dan sulit memahami atau mengambil perspektif orang lain. Anak yang sedang berada di fase egosentris ini menganggap dunia dan segala sesuatunya hanya berdasarkan pandangan mereka sendiri, keinginan mereka sendiri, dan kebutuhan pribadi mereka.
Mereka tidak menyadari atau tidak memperhatikan perasaan, keinginan, atau pandangan orang lain, sehingga mereka cenderung lebih mengutamakan kepentingan pribadi mereka sendiri di atas yang lain.
Fase egosentris pada anak merupakan bagian normal dari perkembangan kognitif mereka, tetapi tetap perlu diarahkan dengan baik.
Perbedaan Egosentris dan Egois
Mungkin ada yang penasaran apa sih bedanya egosentris ini dengan egois? Sekilas memang dua kata tersebut sangatlah mirip, tetapi pada kenyataannya antara egosentris dan egois ini berbeda.
Secara singkat perbedaan antara egosentris dan egois terletak pada fokus dan orientasi perilaku. Egosentris lebih menekankan pada sudut pandang diri sendiri dan kurang memperhatikan perspektif orang lain yang biasa dirasakan anak usia 2 hingga 6 tahun. Sementara egois lebih mementingkan kepentingan pribadi dan mungkin melanggar kebutuhan orang lain demi keuntungan dirinya sendiri.
Mengapa Anak-anak Menjadi Egosentris?
Ada beberapa alasan mengapa anak-anak menjadi egosentris. Pertama, pada tahap perkembangan ini, anak-anak belum memperoleh kemampuan kognitif yang memadai untuk memahami pandangan orang lain dikarenakan belum berkembangnya kemampuan untuk melihat dunia dari perspektif orang lain dan memahami perbedaan sudut pandang.
Kedua, anak-anak seringkali sangat terfokus pada diri mereka sendiri karena kebutuhan mereka yang mendesak dan dorongan untuk memenuhi keinginan pribadi mereka.
Egosentris anak ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada interaksi sosial mereka. Mereka mungkin sulit memahami dan menghargai perasaan orang lain, dan seringkali bertindak secara tidak sensitif terhadap kebutuhan dan keinginan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan konflik dengan teman sebaya dan kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
Manfaat dari Egosentris Anak
Egosentris anak, meskipun memiliki tantangan dan perlu ditangani dengan baik, juga memiliki manfaat tertentu dalam perkembangan mereka loh. Berikut adalah beberapa manfaat dari egosentris pada anak:
1. Pengembangan Identitas Diri
Egosentris anak dapat membantu mereka dalam memahami dan mengembangkan identitas diri mereka. Fokus yang kuat pada diri sendiri memungkinkan anak untuk memahami preferensi, minat, dan keinginan mereka sendiri. Dalam proses ini, mereka dapat membangun rasa diri yang kuat dan menyadari keunikan mereka sebagai individu.
2. Peningkatan Kemandirian
Egosentris anak juga dapat memfasilitasi perkembangan kemandirian. Ketika anak memiliki keinginan dan kebutuhan yang kuat, mereka cenderung belajar untuk melakukan tindakan sendiri, mengambil inisiatif, dan mengeksplorasi dunia dengan kepercayaan diri. Hal ini dapat mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan, tanggung jawab, dan kemandirian dalam mencapai tujuan mereka.
3. Pemahaman Diri dan Kemampuan Berbicara
Anak yang egosentris seringkali lebih mampu mengartikulasikan pikiran dan perasaan mereka. Karena fokus mereka yang kuat pada diri sendiri, mereka cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang mereka inginkan atau rasakan. Hal ini dapat membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi dengan lebih baik.
4. Pengembangan Kemampuan Berpikir Logis
Egosentris anak juga dapat mendorong perkembangan kemampuan berpikir logis dan abstrak. Ketika mereka mencoba memahami dunia dari perspektif mereka sendiri, mereka secara aktif menggunakan pemikiran logis dan deduktif. Ini dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah, membuat prediksi, dan memahami hubungan sebab-akibat.
5. Pembelajaran Mandiri
Anak yang egosentris cenderung belajar dengan cara yang mandiri. Mereka seringkali memilih aktivitas yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka sendiri, dan dalam prosesnya, mereka mengembangkan keterampilan observasi, eksperimen, dan penalaran mandiri. Kemampuan ini menjadi dasar bagi motivasi intrinsik dan keinginan mereka untuk terus belajar dan mencari pemahaman baru.
Namun, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk membantu anak melampaui egosentrisme dengan membimbing mereka dalam memahami dan menghargai perspektif orang lain serta mengembangkan empati dan keterampilan sosial yang penting.
Dengan cara ini, anak dapat menggabungkan manfaat dari egosentris dengan kemampuan untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang lain secara efektif.
Membantu Anak Mengatasi Egosentrisme
Sebagai orang tua dan pendidik, kita memiliki peran penting dalam membantu anak-anak mengatasi egosentrisme mereka. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan:
1. Berikan Contoh yang Baik
Jadilah model peran yang baik dalam hal empati dan keterampilan sosial. Tunjukkan pada anak bahwa Anda memperhatikan perasaan dan pandangan orang lain.
2. Latih Keterampilan Sosial
Ajarkan anak tentang pentingnya mendengarkan dengan baik, berbagi, dan memahami perasaan orang lain. Berikan mereka kesempatan untuk berlatih keterampilan sosial ini melalui permainan peran dan situasi kehidupan nyata.
3. Berikan Umpan Balik Positif
Pujilah anak ketika mereka menunjukkan empati dan perilaku sosial yang baik. Umpan balik positif dapat memperkuat perilaku yang diinginkan dan mendorong perkembangan keterampilan sosial.
4. Ajarkan Perspektif
Ajarkan anak untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Diskusikan tentang perbedaan sudut pandang dan mengapa orang bisa memiliki pandangan yang berbeda.
5. Berikan Pengalaman Sosial
Bawa anak-anak ke lingkungan yang berbeda dan kenalkan mereka dengan orang-orang dari latar belakang yang beragam. Hal ini akan membantu mereka memperluas wawasan dan memahami perbedaan dalam sudut pandang dan pengalaman hidup.
Penutup
Egosentris anak adalah tahap perkembangan kognitif yang normal, di mana anak-anak cenderung memusatkan perhatian pada diri sendiri. Namun, melalui dukungan, pengajaran, dan pengalaman sosial yang tepat, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan sosial dan empati yang lebih baik.
Dalam prosesnya, mereka akan belajar untuk melihat dunia dari perspektif orang lain dan membangun hubungan sosial yang sehat. Karena itulah sebagai orang tua, kita wajib mendampingi dan membersamai mereka melewati masa-masa ini dengan baik.
Baca artikel kami lainnya tentang egosentris anak di roemahaura.com.
1 Komentar. Leave new
[…] tentang Egosentris anak bisa dibaca di artikel yang saya tulis di blog saya lainnya tentang “Memahami Egosentris Anak“. : anak, ego, egosentris, egosentris anak, kesehatan jiwa, orang tua, Parenting […]